Selasa, 03 Februari 2015

Angin tak bisa membaca suara rindu apakah itu. Dan daun-daun seolah-olah melambaikan tangan selamat tinggal kepadamu. Rumput pun tertunduk layu pada langkah kakimu yang sebentar lagi akan pergi.
Tak tau mengapa langit tersenyum mendung padaku, seolah sebuah isyarat kaligrafi yang tergambar dalam kanvasnya bahwa selamat datang di dunia rindu.
Tak ada dispensasi terbaik jika ku paksakan alam untuk tidak lagi membuatku meneteskan air mata. Karena mereka berjalan dengan langkah kaki takdir, dimana setiap kerinduan ada dalam setiap kesempatan.
Tak banyak senyuman yang bisa ku persembahkan hanya satu tatapan pasti bahwa, Langit akan kembali tersenyum menunggu kedatanganmu.
Manado,4 Feb 2014
Bang Hunta