Di jaman
sekarang banyak orang-orang yang selalu berkicau tentang sedekah, katanya
sedekah harus ihklas, ngak harus banyak jumlahnya. Dan masih banyak kicauan
lain yang sering muncul. Awal sih saya ya pake prinsip bahwa sedekah harus
ihkas tidak boleh mengharap imbalan. Setelah waktu berguliran Ayah saya
memberikan saya sebuah buku yang berjudul: NOTES OF QATAR karya Muh. Assad
seorang interpreneur muda. Dalam satu bab buku itu sangat mengispirasi saya, karna
di situ Assad bercerita tentang pengalamannya bersedekah, Assad ketika itu ingin menonton pertandingan sepak bola antara
Inggris melawan Brazil yang di selenggaran di QATAR. Saat itu Assad sangat
ingin menonton pertandingan tersebut tapi Assad tak punya uang yang cukup.
Singkat cerita k’ Assad memberikan sedekah 50QPR dan Allah menggantinyaya saya
ingat sebesar 500QPR( salin aja ke
rupiah). Bukan Cuma itu saja Assad mendapat kursi VIP dan berhubung saat itu
tempat duduk VIP dan gratis makan buffet gratis. subahanaAllah...
Rasul saw bersabda: “tidak akan berkurangan harta karena bersedakah, dan tiada seorang yang
memaafkan suatu kezaliman melainkan Allah SWT, menambah kemuliaan, dan tiada
seorang yang tawaddu’(merendah) karena Allah SWT, melainkan Allah SWT., akan menaikkan
derajatnya”(HR. Abu Hurairah)
Sungguh Allah
tak pernah ingkar dengan apa yang iya firmankan. Itu adalah satu bukti
teman-teman bahwa sedekah itu harus mengharap imbalan dari Allah karna Allah
telah berfirman dalam kitabnya:” 1 butir akan ku ganti dengan 100X lipat atau
bahwakan 700X lipat.
Ada satu
situasi yang membuat saya sadar dan juga geleng-geleng kepala. Teman saya
bilang gini: kita itu kalo keluar ke mana-mana pas kebelet buang air. Kan harus
bayar sebesar RP1000 nah yang jadi pertanyaan kita bayar WC harganya RP1000 nah
terus kita sedekah sebesar RP 1000 berarti kalo dipikir-pikir Dan ternyata uang
yang kita kasih ke jalan Allah kita samakan jumlah dengan harga toilet bukan
main betapa teganya kita. Kalo beli hp seharga 5 jutaan mampu tapi kalo sedekah
RP 10000 susah. Padahal yang berjanji balasanya adalah Allah. Pacar kita aja
manusia kalo udah jajni ama pasangan pasti ya di tepati ini yang janji adalah
yang menciptakan pacarmu.
Oke deh
teman-teman Dhany akan kasih sedekit
manfaat yang setidkannya telah Dhany alami manfaatnya sekaligus tips buat
teman-teman yang masih ragu akan sedekah.
·
sedekahlah
dengan niat untuk Allah tapi niatkan juga dengan impian kita contoh: ingin
punya hp baru, mobil baru, motor, atau hal-hal lain. Karena sudah banyak bukti
yang telah terjadi yaitu orang yang besedekah motor akhirnya dapat mobil
·
Landasi
niat sedekah dengan keyakinan bahwa Allah akan menggantinya dengan hal-hal yang
kita inginkan. Jika tidak yakin maka berusahala untuk yakin atau konsultasilah
dengan ustad-ustad yang mengetahui hukumnya
·
Jangan
putus asa dalam bersedekah, jika kita telah meminta dan menunggu lalu tak
kunjung datang impian kita maka mungkin itu merupakan ujian dari Allah oleh
karena itu perbanyaklah sholat dhuha.
·
Dan
janganlah menyebutkan kebaikan kita dalam bersedakah apalagi sampai di landasi
rasa riya maka itu akan memperlambat rezeki yang datang
·
Mulalilah
dari hal-hal yng kecil misalnya? Jika kita belum bisa Rp 10000 per hari maka
usahakan Rp 1000 perhari karena memang islam menganjurkan sedekah denga jumlah
yang besar tapi islam juga mengajurkan sedekah secara kontinyu karena dengan
begitu kita akan terbiasa bersedakah karena kebiasan bersedakah yang harus
pertama di munculkan
Sebelum
penulis mengakhiri artikel ini. Ada satu cerita teman saya tentang keajabain
sedekah. Sungguh luar biasa. Monggo teman-teman
Kisah nyata ini terjadi di Jawa Tengah. Hari
itu, seorang lelaki tengah mengengkol vespanya. Tapi tak kunjung bunyi.
“Jangan-jangan bensinnya habis,” pikirnya. Ia pun kemudian memiringkan
vespanya. Alhamdulillah... vespa itu bisa distarter.
“Bensin hampir habis. Langsung ke pengajian atau beli bensin dulu ya? Kalau beli bensin kudu muter ke belakang, padahal pengajiannya di depan sana,” demikian kira-kira kata hati lelaki itu. Ke mana arah vespanya? Ia arahkan ke pengajian. “Habis ngaji baru beli bensin.”
“Ma naqashat maalu ‘abdin min shadaqah, bal yazdad, bal yazdad, bal yazdad. Tidak akan berkurang harta karena sedekah, bahkan ia akan bertambah, bahkan ia bertambah, bahkan ia bertambah,” kata Sang Kyai di pengajian itu, yang ternyata membahas sedekah.
Setelah menerangkan tentang keutamaan sedekah, Sang Kyai mengajak hadirin untuk bersedekah. Lelaki yang membawa vespa itu ingin bersedekah juga, tetapi uangnya tinggal seribu rupiah. Uan g segitu, di zaman itu, hanya cukup untuk membeli bensin setengah liter.
Syetan mulai membisikkan ketakutan kepada lelaki itu, “Itu uang buat beli bensin. Kalo kamu pakai sedekah, kamu tidak bisa beli bensin. Motormu mogok, kamu mendorong. Malu. Capek.”
Sempat ragu sesaat, namun lelaki itu kemudian menyempurnakan niatnya. “Uang ini sudah terlanjur tercabut, masa dimasukkan lagi? Kalaupun harus mendorong motor, tidak masalah!”
Pengajian selesai. Lelaki itu pun pulang. Di tengah jalan, sekitar 200 meter dari tempat pengajian vespanya berhenti. Bensin benar-benar habis.
“Nah, benar kan. Kalo kamu tadi tidak sedekah, kamu bisa beli bensin dan tidak perlu mendorong motor,” syetan kembali menggoda, kali ini supaya pelaku sedekah menyesali perbuatannya.
Tapi subhanallah, orang ini hebat. “Mungkin emang sudah waktunya ndorong.” Meski demikian, matanya berkaca-kaca, “Enggak enak jadi orang susah, baru sedekah seribu saja sudah dorong motor.”
Baru sepuluh langkah ia mendorong motor, tiba-tiba sebuah mobil kijang berhenti setelah mendahuluinya. Kijang itu kemudian mundur.
“Kenapa, Mas, motornya didorong?” tanya pengemudi Kijang, yang ternyata teman lamanya.
“Bensinnya habis,” jawab lelaki itu.
“Yo wis, minggir saja. Vespanya diparkir. Ayo ikut aku, kita beli bensin.”
Sesampainya di pom bensin, temannya membeli air minum botol. Setelah airnya diminum, botolnya diisi bensin. Satu liter. Subhanallah, sedekah lelaki itu kini dikembalikan Allah dua kali lipat.
“Kamu beruntung ya” kata sang teman kepada lelaki itu, begitu keduanya kembali naik Kijang.
“Untung apaan?”
“Kita menikah di tahun yang sama, tapi sampeyan sudah punya 3 anak, saya belum”
“Saya pikir situ yang untung. Situ punya Kijang, saya Cuma punya vespa”
“Hmm.. mau, anak ditukar Kijang?”
Mereka kan ngobrol banyak, tentang kesusahan masing-masing. Rupanya, sang teman lama itu simpati dengan kondisi si pemilik vespa.
Begitu sampai... “Mas, sayang enggak turun ya,” kata pemiliki Kijang. Lalu ia menerogoh kantongnya mengeluarkan sebuah amplop.
“Mas, titip ya, bilang ke istrimu, doakan kami supaya punya anak seperti sampeyan. Jangan dilihat di sini isinya, saya juga belum tahu isinya berapa,” bonus dari perusahaan itu memang belum dibukanya.
Sesampainya di rumah. Betapa terkejutnya lelaki pemilik Vespa itu. Amplop pemberian temannya itu isinya satu juta rupiah. Seribu kali lipat dari sedekah yang baru saja dikeluarkannya.
Sungguh benar firman Allah, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261).
[Kisah Nyata Keajaiban Sedekah ini disarikan dari Buku “Kun Fayakun 2” karya Ust. Yusuf Mansur] - See more at: http://www.bersamadakwah.com/2013/02/kisah-nyata-keajaiban-sedekah-diganti.html#sthash.snbVGnWS.dpuf
“Bensin hampir habis. Langsung ke pengajian atau beli bensin dulu ya? Kalau beli bensin kudu muter ke belakang, padahal pengajiannya di depan sana,” demikian kira-kira kata hati lelaki itu. Ke mana arah vespanya? Ia arahkan ke pengajian. “Habis ngaji baru beli bensin.”
“Ma naqashat maalu ‘abdin min shadaqah, bal yazdad, bal yazdad, bal yazdad. Tidak akan berkurang harta karena sedekah, bahkan ia akan bertambah, bahkan ia bertambah, bahkan ia bertambah,” kata Sang Kyai di pengajian itu, yang ternyata membahas sedekah.
Setelah menerangkan tentang keutamaan sedekah, Sang Kyai mengajak hadirin untuk bersedekah. Lelaki yang membawa vespa itu ingin bersedekah juga, tetapi uangnya tinggal seribu rupiah. Uan g segitu, di zaman itu, hanya cukup untuk membeli bensin setengah liter.
Syetan mulai membisikkan ketakutan kepada lelaki itu, “Itu uang buat beli bensin. Kalo kamu pakai sedekah, kamu tidak bisa beli bensin. Motormu mogok, kamu mendorong. Malu. Capek.”
Sempat ragu sesaat, namun lelaki itu kemudian menyempurnakan niatnya. “Uang ini sudah terlanjur tercabut, masa dimasukkan lagi? Kalaupun harus mendorong motor, tidak masalah!”
Pengajian selesai. Lelaki itu pun pulang. Di tengah jalan, sekitar 200 meter dari tempat pengajian vespanya berhenti. Bensin benar-benar habis.
“Nah, benar kan. Kalo kamu tadi tidak sedekah, kamu bisa beli bensin dan tidak perlu mendorong motor,” syetan kembali menggoda, kali ini supaya pelaku sedekah menyesali perbuatannya.
Tapi subhanallah, orang ini hebat. “Mungkin emang sudah waktunya ndorong.” Meski demikian, matanya berkaca-kaca, “Enggak enak jadi orang susah, baru sedekah seribu saja sudah dorong motor.”
Baru sepuluh langkah ia mendorong motor, tiba-tiba sebuah mobil kijang berhenti setelah mendahuluinya. Kijang itu kemudian mundur.
“Kenapa, Mas, motornya didorong?” tanya pengemudi Kijang, yang ternyata teman lamanya.
“Bensinnya habis,” jawab lelaki itu.
“Yo wis, minggir saja. Vespanya diparkir. Ayo ikut aku, kita beli bensin.”
Sesampainya di pom bensin, temannya membeli air minum botol. Setelah airnya diminum, botolnya diisi bensin. Satu liter. Subhanallah, sedekah lelaki itu kini dikembalikan Allah dua kali lipat.
“Kamu beruntung ya” kata sang teman kepada lelaki itu, begitu keduanya kembali naik Kijang.
“Untung apaan?”
“Kita menikah di tahun yang sama, tapi sampeyan sudah punya 3 anak, saya belum”
“Saya pikir situ yang untung. Situ punya Kijang, saya Cuma punya vespa”
“Hmm.. mau, anak ditukar Kijang?”
Mereka kan ngobrol banyak, tentang kesusahan masing-masing. Rupanya, sang teman lama itu simpati dengan kondisi si pemilik vespa.
Begitu sampai... “Mas, sayang enggak turun ya,” kata pemiliki Kijang. Lalu ia menerogoh kantongnya mengeluarkan sebuah amplop.
“Mas, titip ya, bilang ke istrimu, doakan kami supaya punya anak seperti sampeyan. Jangan dilihat di sini isinya, saya juga belum tahu isinya berapa,” bonus dari perusahaan itu memang belum dibukanya.
Sesampainya di rumah. Betapa terkejutnya lelaki pemilik Vespa itu. Amplop pemberian temannya itu isinya satu juta rupiah. Seribu kali lipat dari sedekah yang baru saja dikeluarkannya.
Sungguh benar firman Allah, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261).
[Kisah Nyata Keajaiban Sedekah ini disarikan dari Buku “Kun Fayakun 2” karya Ust. Yusuf Mansur] - See more at: http://www.bersamadakwah.com/2013/02/kisah-nyata-keajaiban-sedekah-diganti.html#sthash.snbVGnWS.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar