Masa lalu, oh masa lalu, engkau yang sering
menjadi malapetaka bagi memori setiap kenanganku, juga sebagai cambuk bagi
kehidupanku setelahnya, oh masa lalu meski engkau telah berlalu aku berharap
tak berlalu bersamamu, aku pun ikrar dengan janji, aku telah membela
mimpi-mimpiku, aku telah berusaha mewujudkan itu, pendidikan telah jauh dari
pendidikan, mendidik bukan lagi pada mental tapi uang telah menjadi peluang,
idealisme telah kotor dan najis untuk jaman saat ini. orang idealis bagaikan
penyakitan, yang tak mungkin sembuh, mereka seperti dikucilkan bagai imam
bonjol di asingkan di di tanah sulawesi utara. Pendidikan adalah tonggak
kehidupan, pendidikan bukan hanya mejadi sorotan media mencari harta, peluang
manusia menciptakan uang, dan tikus-tikus yang berlagak cerdas namun candas di
atas tinta kesucian.
Mimpi telah beribu, angan telah membumbung, semua telah
tertulis dan terlukis. aku pun mengkerucutkannya seperti Nasi Tumpeng. aku
bermimpi ingin menjadi seorang tokoh Indonesia menjadi seorang yang akan di
kenang dan di hormati di tanah pertiwi ini, aku ingin berjuang seperti beruang
aku ingin maju dan melaju mengejar mimpiku, akan hentikan semua senda gurau dan
foya-foya yang hanya menjadi fatamorgana, aku tak peduli meski tulang akan
patah, hinaan dan ejekan akan mencekam, sakit hati dan luka akan menduka.
inilah aku orang hebat tidak di besarkan dengan,sanjungan orang hebat tidak di
besarkan dari jiwa yang berfoya-foya.
aku ingin berjuang meski tulang akan
remuk, sendi ku akan berteduh dari keletihan, meski mataku akan menghitam legam
mencengkram, aku tak peduli karena orang di besar dari air mata buka tertawa.
Aku bermimpi agar pendidikan di bangsaku ini melahirkan konsep dengan omset
yang menjadi investasi moral anak bangsa kita, politik busuk harus di gusur
dari bangsa ini, kita harus berevolusi, meski penjajah telah tiada meski
senjata tak lagi berjaya, tapi kita perlu merubah, merubah apa yang seharusnya
dirubah menuju hidup yang lebih bermakna.
Aku berharap dan bermimpi bisa
menjadi BPK revolusioner pendidikan di bangsa, aku ingin meneruskan jasa Kh
dewantara, meneruskan dakwah cerdas sang Buya Hamkah, aku ingin membuat KH
Ahmad Dahlan tersenyum melihat anak bangsa dengan bangganya, aku ingin melihat
senyuman manis Ibu kita Kartini yang telah lama pudar di makan udara
kapitalisme, aku ingin sekali memeluk Bung Tomo yang penuh totalitas berkelas,
dan aku berharap Soeharto tetap tertawa dengan wibawah melihat anak bangsanya.
Merekalah para jiwa-jiwa hebat, segenap dari mereka menyandarkan harap dan cita-cita
bangsa ini, merdeka itu mudah tapi mengisi kemerdekaan hendaklah tak mudah,
hirup pikuk kegagalan bangsa telah terasa, seakan ibu pertiwi kesayang kita
telah menangis, dia telah kehilangan senyum lamanya bak Hayati yang kehilangan
senyumanya di buku Van derwick. Di atas ini aku berjanji sehidup semati merubah
bangsa ini dari apa yang mesti di rubah, wahai para tokoh bangsa ini, jikalau
tantang akan menantang, rintangan akan menghadang, dan perjuangan akan
berbicara. temukanlah aku di padang mimpimu di dasar cintamu untuk bangsa ini
Manado 4-01-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar